Masih hidupkah kau sayangku
Masih hidupkah kau sayangku
mari sini kubelai rambutmu
di tengah riak sungai memanjang
yang telah mematrimu
tak beranjak dari peluknya
masih hidupkah kau sayangku
mari sini kuusap tanganmu
yang sibuk menegukkan air kata-kata
memuncratkan rona-rona
entah apa pula warnanya
masih hidupkah kau sayangku
mari sini kukecup bibirmu
yang tak henti menggumpalkan asap
dari sepotong kehidupan bagimu
yang menjadi bakal kematian
bagi mereka
yang mungkin segera melupakanmu
mari sini sayangku...
*masih hidupkah kau, paling tidak untuk dirimu sendiri, untuk menjadi seorang yang mandiri, dan setelah itu, barulah kau boleh akui, kau menjadi hidup bagi orang lain*
<< Home