Pariban

Orang jomblo: Pagi oom, abang, ito, mas, pak pendeta...

Orang laku: Lho kenapa bukan pariban? Yang lain-lain kau sebut itu kan gak ada artinya...

Orang jomblo: Emang guwa pariban lu? Tapi boleh juga tuh, Manilowsky pun pasti ikut happy mendengarnya...

Orang laku: siapa Manilowsky?

Orang jomblo: paribanku, hehe..

*imaginary conversation when things do not work well as i expected. i think i can be happy with you as my pariban. and manilowsky is long dead, as far as i m concerned, and never seen him*

Kapan jiwaku bertaut kembali?

semalam jiwaku terbang
meski ragaku terkungkung
dalam gelap ruang 6x8 yang meradang
oleh hentak musik tak henti berdengung

semalam jiwaku meregang
untuk apa kududuk manis dalam remang
kala masih ada seonggok dosa
menunggu disiram sejuknya air seribu kata

semalam jiwaku akhirnya hengkang
meninggalkan tubuh tak berdaya
terperangkap kesenangan fana
yang mungkin tak henti mengeluh bimbang

kapan jiwaku bertaut kembali?

*among the best of friends, my soul still never ceased to roam widely in the borderless sky. i think i need it back*

Spring Snow

as the snowflakes brush the numb panels
a dim light shoots through the glass windows
disclosing the sight that I've
forever been dying to hold:
the joy of a seppuku

*with or without the spring snow, life is but a dark tunnel i have to grope to reach the enlightment of death*

We're not that far apart

we're not that far apart
the small garden of eden stood beautifully
as if giving the landscape
for heart-rendering love story

and yet my heart stood apart from yours
it failed to render any recognition of the past glory
where none of the garden of eden nor the landscape
were in sight

which is worse then, being so close at heart
with nothing to avail, or
being so close at hand
and still you're not there?

and even i chose not to see you

*i just realised that not to love and be forever free is really much better than to love and to be free. welcome freedom...*

Never forget and never forgive

Pernah dengar tentang pendekatan psikososial yang cukup terkini?
Mereka para ahli bilang, pendekatan ini lebih menekankan to forgive but not to forget, karena dengan forgetting, orang mungkin kehilangan makna untuk bisa forgive. Always rembemering adalah salah satu cara memaafkan itu sendiri.

Kalau kuterapkan pada diriku sendiri, mungkin lebih tepat kalau never forget and never forgive, sambil kucoba pembenaran diri yang (menurutku) cukup logis: di jaman ketika orang yang tidak gila tidak akan kebagian, lebih baik menjadi ikut gila. Di jaman ini orang forget easily tapi juga gak punya alasan untuk to forgive or not to forgive.

So?

*some people suffer from severe brain damage, and for that i chose not to forgive them. it's contagious *

Apa kabar

Apa kabarmu, baik-baik saja kan…

*the same cliché all around the world. Unfortunately, some still look forward to hearing it. Do you?*

Masihol do au tu ho,
still,
despite everything

*if I still care to know*

This feeling of insanity

I shudder at the thought how this could be very entertaining.
this feeling of aloneness,
how I enjoy every bit of its seclusion from reality,
how I hate to think one could not be alone and enjoy loneliness,
how I despise the mere sight of accompaniment, that will spoil
the true nature of my being with myself
I know that once again I am home again,
in my true enlightenment

*as insane as it might sound, I love the insanity of it all*

Ia datang kembali

Ia datang kembali,
membawa badai yang pernah bergemuruh
kini sepi mengalun
bagai ombak pasang
yang sudah seharusnya
menepi ke pantai

Ia datang kembali
mencoba mengusik pantaiku yang lama menggapai
tapi
pasang pun kan kembali menerjang ke tengah
untuk menjemput
riak yang bergelombang ingin memeluknya

Ia datang kembali
dengan deru yang mungkin pernah
membuatku terjebak dalam pasangnya
dan pantaiku basah kuyup oleh sapuan lembutnya
Namun cakrawala di ujungnya
tetap tak berubah…

*ku memilih memandang cakrawala itu, meski jauh tak terjangkau (apa kabarmu?)*